Pages

Saturday, 18 June 2011

Kisah sempena Hari BAPA

Pada suatu petang, seorang tua bersama anak mudanya yang baru menamatkan pelajaran duduk berbincang-bincang di halaman rumah sambil memperhatikan suasana di sekitar mereka. Tiba-tiba, seekor burung gagak hinggap di ranting sebuah pohon. Si ayah menudingkan jari ke arah gagak sambil bertanya, “Nak, itu apa yah?”
“Burung gagak” jawab si anak.
Si ayah mengangguk-angguk, tetapi sejurus kemudian beliau sekali lagi mengulangi pertanyaan yang sama. Si anak menyangka ayahnya kurang mendengar jawapannya tadi, sehingga berkata dengan sedikit kuat “Itu burung gagak, Ayah!”
Tetapi, sejurus kemudian si ayah bertanya lagi hal yang sama. Si anak merasa agak keliru dan sedikit bingung dengan pertanyaan yang diulang-ulang, lalu menjawab dengan lebih kuat, “Burung Gagak…!!!” Si ayah terdiam seketika. Namun, tidak lama kemudian sang ayah sekali lagi mengajukan pertanyaan yang serupa hingga membuat si anak hilang kesabaran dan menjawab dengan nada yang kesal kepada si ayah, “Gagaklah, Ayah….”
Puncaknya, si anak benar-benar marah kerana melihat ayahnya hendak sekali lagi membuka mulut untuk bertanya hal yang sama. Kali ini, si anak benar-benar hilang kesabaran dan menjadi marah.
“Ayah!!! Saya tak tahu kenapa… ayah sudah lima kali bertanya hal yang sama, dan saya selalu menjawapannya. Apalagi yang harus saya katakan? Itu burung gagak, burung ga…gak, ayah…,” Kata si anak yang kini tengah berusia 25 tahun dengan muka memerah.
Si ayah beranjak menuju ke dalam rumah, meninggalkan si anak yang kebingungan. Sesaat kemudian, si ayah keluar lagi dengan sesuatu di tangannya. Dia menghulurkan benda itu kepada anaknya yang masih geram, sebuah buku diary yang sudah usang.
“Cuba kau baca apa yang pernah ayah tulis di dalam diari itu.” Pinta si ayah.
Si anak membaca catatan sang ayah…
“Hari ini aku berada di halaman bersama anakku, Syafiq Zakaria yang genap berumur lima tahun. Tiba-tiba, seekor gagak hinggap di pohon berhampiran. Anakku menunjuk ke arah gagak dan bertanya “Ayah, apa itu?”
Aku menjawab, “Burung gagak”. Anakku terus bertanya soalan yang serupa, dan setiap kali aku menjawabnya dengan kalimat yang sama….
Sebanyak 25 kali anakku bertanya demikian, dan demi cinta dan sayang, aku terus menjawab untuk menyenangkannya. Aku berharap, ini menjadi pendidikan yang berharga.
Setelah selesai membaca coretan diari tersebut, si anak mengangkat muka memandang wajah si ayah yang terlihat sayu. Dengan perlahan, si ayah bergumam “Hari ini ayah baru bertanya kepadamu soal yang sama lima kali, tapi kamu sudah hilang kesabaran”
Si anak terpukau dan tak dapat membendung air matanya… ia menangis sejadi-jadinya, sambil memeluk erat sang ayah.


Kasih ibu membawa ke syurga kasih bapa tiada penghujungnya...
SELAMAT HARI BAPA
Sekian,

5 comments:

atien said...

sedihnya..serius..

Gadis berkaca mata said...

adaptasi from iklan tv3..

NuramieHz said...

pipit xdop ker?..^^

Gadis berkaca mata said...

pipit adop. ye mai singgoh blog sy eyh. haha.^_^

Anonymous said...

burung ape? burung murai!! ^_^